Rabu, 24 Desember 2008

Cerita Tentang Ibu

Tanggal 22 Desember adalah hari yang spesial bagi Ibu-ibu di Indonesia, karena pada hari itu di Negara kita diperingati hari ibu. Begitu banyak jasa yang ibu berikan kepada kita mulai dari kita masih di dalam perut, kemudian lahir dan hingga dewasa. Akankan semua anak sadar akan pengorbanan yang ibu berikan itu? Apalagi semua itu tidak dapat dinilai dengan uang. Kasih sayang yang tulus dari seorang ibu merupakan hal yang memang harus diberikan kepada anak-anaknya. Berbicara masalah pengorbanan, mungkin banyak sekali yang telah ibu lakukan kepada kita. Saat kita dikandung dalam perutnya, tentu saja ibu harus memiliki tenaga yang lebih daripada seperti biasanya dalam melakukan kegiatan, terutama dalam rumah tangga karena beliau juga harus membawa kita kemana saja beliau pergi. Saat kita masih bayi, siapa yang menggantikan popok kita yang basah? Pernahkah terbesit oleh kita sebagai anak-anak atas besarnya pengorbanan ibu tersebut ?

Dalam kenyataan hidup ada saja anak yang selalu membantah, tidak menaati dan membangkang kepada orang tua. Hal itu bisa terjadi pada anak yang mungkin belum mengerti bagaimana jika dia yang menjadi orang tua. Ada pepatah mengatakan kalau surga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Itu mengindikasikan bahwa kita harus patuh terhadap orang tua apalagi terhadap ibu. Kita semua mungkin sudah pernah mendengar tentang cerita Malin Kundang, dongeng yang berasal dari Sumatra Barat. Dalam kisah itu, si malin tidak mengakui ibunya karena beliau miskin dan lusuh. Padahal sebelum merantau ke negeri orang malin tidak seperti itu, namun karena malu pada istrinya yang membuat dia jadi kaya itu, dia tidak mau istrinya tahu kalau dia dan ibunya adalah orang miskin. Sebuah kutukan diucapkan kepada malin dan ternyata dia menjadi batu. Begitulah kira-kira gambaran yang bisa kita ambil contohnya kalau seorang anak tidak menghormati ibunya.
Mungkin ada pertanyaan siapa yang lebih kita hormati di antara kedua orang tua kita. Menurut sebuah riwayat, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah siapa yang lebih dulu kita hormati, beliau menjawab “Ibumu”, kemudian orang itu bertanya untuk kedua kalinya dan beliau tetap menjawab “Ibumu”. Dan orang itu bertanya lagi untuk ketiga kalinya dan beliau tetap menjawab “Ibumu”. Dan yang terakhir kalinya orang itu bertanya, beliau baru menjawab “Ayahmu”. Dari hal tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita harus lebih menghormati ibu kita, walaupun ibu menjadi prioritas ayah juga harus tetap kiata hormati.

Apa yang sudah kita lakukan untuk Ibu kita ? Buatlah bangga ibu kita, tunjukkan bahwa beliau adalah orang yang beruntung mempunyai anak yang baik seperti kita. Jangan buat ibu kita sakit hati karena perbuatan yang tidak baik yang telah kita lakukan di sekolah, kampus, masyarakat dan dimana saja kita berada. Jadilah anaka yang selalu disayang oleh kedua orang tua kita karena ridhonya Allah kepada kita tergantung pada ridhonya orang tua kepada kita dan sayangya Allah kepada kita tergantung pada sayangnya orang tua kepada kita.

--------------------------Selamat Hari Ibu-----------------------------

Tidak ada komentar: